Rabu, 19 November 2014

Setiap kubuka mata menyambut pagi , sisa rasa lelah yang menelungkup di pundak begitu membuatku enggan untuk beranjak dari kasur empuk yang begitu menggoda untuk terus kutiduri. Ah ! rasanya berat untuk melangkah pergi membasuh wajah lusuhku , melangkah lemah , menyeret jari jari kecilku untuk terus berusaha beranjak pergi untuk menggesek otak ku dengan file yang sudah menumpuk, sudah tak bisa kuhitung aku duduk ditepian kasur melawan rasa malas ku. Ku paksakan langkahku menuju kuda besi yang selalu menemani ku dari pagi hingga malam tiba , melewati jalan bebatuan yang rasanya tak sampai – sampai menuju tempat dimana aku mencari rejeky.Berdoa , berzdikir sepanjang jalan meminta perlindungan kepada sang maha kuasa . melewati deretan mobil , motor , truk dan bis yang sudah menunggu giliran untuk melaju , memacu adrenalin untuk mempercepat jalan nya kuda besi ku agar tak melewati waktu.rasanya nyawaku sudah tak berharga lagi saat aku bertarung dengan waktu untuk melaju kan kendaraan ku begitu sangat cepat.
Sampai tepat pukul 08.16 , tertunduk lesu saat menekan sidik jari ku di mesin absen . ah! Rasanya percuma aku cepat – cepat pergi dan bertaruh dengan nyawa ketika tau upahku dipotong 70 ribu rupiah , membuka satu persatu jaket yang kukenakan , membuka tas dan menyimpannya di loker . menyeret jari jari ku untuk duduk di sofa panjang yang empuk . cape rasanya , badan ku terasa ingin kehentakan ke kasur . diam merenung rasanya ini bukan ide baik jika aku terus disini .

Rasa lelah kemarin belum terobati dan sekarang sudah semakin bertambah dengan jalanan tadi pagi yang begitu menguras tenaga dan waktu , perjuangan ku belum berhenti disini , aku harus duduk didepan monitor besar dengan file yang begitu banyak di meja . kukerjakan satu persatu file tersebut , rasanya lelah semakin bertambah , waktu pun terus berpacu , sampai akhirnya tepat pukul 5 dan saat nya aku pun pulang , melihat derasnya air diluar , gemuruh petir yang begitu menghentakkan telinga , menunggu derasnya air turun dikit demi sedikit , tapi rasanya tak kunjung reda . kupaksakan pulang dengan memakai jas hujan yang berlubang karena sobek , melewati perjalanan panjang , melawan derasnya air hujan , melawan rasa dingin yang begitu menusuk tulang . saat di perjalanan , ku melihat sosok pria sepuh yang sudah bungkuk membawa keranjang berat yang dia pikul di pundak kecilnya , air mata ini tak dapat tertahankan , andai ini orang tuaku , dan aku sangat tidak pernah mau orang tua ku seperti ini , kutepikan kuda besi ku dipinggiran trotoar , aku menunggu nya untuk memberikan sedikit rejeky yang mungkin ini tak seberapa dengan kebutuhan nya yang sangat luar biasa besar, kaki kecil dengan alas kaki yang sudah menipis karena sudah dipakai menggesek aspal berpuluh puluh kilometer, kuberikan sedikit rejeky ku ke tangannya , beliau tersenyum dan berdoa untukku , tangan nya dingin kaku karena sudah melewati derasnya hujan tanpa penutup kepala. Beliau dan orang orang lain yang sama seperti beliau adalah sosok dimana mereka adalah motivasi bagi ku , motivasi saat aku lemah menjalani hidup , yang aku rasakan dan mereka rasakan tak sama , ingin sekali terus memberi kepada mereka yang membutuhkan , semoga Engkau terus memberi rejeky untuk ku agar aku terus bisa memberikan sebagian rejeky ku untuk nya , untuk beliau beliau pejuang hidup yang sangat hebat untuk ku , termasuk kedua orang tua ku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar